Terlau lama kita terombang-ambing melerai semua nada-nada dan semua mutiara hati.....
kelam menjauh aku memikirkan, seucap janji yang tergores olehku,janji tuk mengikat kita dalam semua bualan-bualan indah istana kitam telah hancur dengan kau dan mereka.............

mengurung pula janji yang kuucap, kau leburkan lagi karna kau dan mereka
harus ku akui ketika ku tyliskan kata ini seberkas rindu membekas dalam diri
kematianku ini hanya bohongku semata, karena semuanya.... hatiku.....ragaku takkan mati....
tapi kau hapus dalam semua ocehan lanturanmu...

entahlah, akupun tak mengerti.. apakah yang kau ucapkan iotu merupakan satu bintang yang harus kugapai,dalam semua anganku yang berharap padamu
ataukah kau hanya membual untuk menggores dan memberi luka dengan kapas lidahmu itu.....

aku tertepi tak pernah pasti, aku kau paksa tuk melupakan semua butir-butir basah tarian hujan... semua lembing-lembing perasaan cinta dan semua apapun yang kau bilang bullshit!!

mudahnya untukmu berkata semua itu, haruskah ku pertanyakan semua?
dari cincin yang patah, dari angka 8 itu, dan dari perkataanmu kepada mereka?
atau dari suatu hari sebelum 7?

masih terpaku membingung aku mempertanyakan, entah apa bedanya ketika kau masih mencoba mencari jalan menuju hati yang tersakliti... ataupun sekarang yang kau siraikan sebuah harap....
dan semudah itu pula kau acungkan jari tengahmu dan kau bilang tak usah ku cari harap itu??
aku mulai menulis sebuah hati di batu nisaku dengan darah dari pedang ini.....
aku pergi....aku berlari... berjalan
aku diam, aku mati.... mati,mati mati.......

dan semua kau paksakan!!!!

miris hati mengucap tuk seseorang bernama kartika.

Do you like this article? Share It!